PENTINGNYA MENCUCI TANGAN
DEFINISI:
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi
dengan membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air
ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih,
sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya.
Perilaku mencuci tangan berbeda dengan perilaku cuci tangan
yang merujuk pada kata kiasan. Mencuci tangan baru dikenal pada akhir
abad ke 19 dengan tujuan menjadi sehat saat perilaku dan pelayanan jasa
sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari penyakit
menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju). Perilaku ini
diperkenalkan bersamaan dengan ini isolasi dan pemberlakuan teknik
membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi.
MANFAAT CUCI TANGAN ( Pengaruh positif Mencuci Tangan)
Pentingnya
mencuci tangan untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari penyakit.
Sebaiknya mengajarkan kebiasaan baik mencuci tangan kepada anak yang
masih kecil, karena salah satu penyakit pembunuh anak nomor 1 di
Indonesia adalah diare, yang dapat dicegah dengan mengajarkan anak untuk
mencuci tangan. Karena seperti yang kita ketahui, sepanjang hari kita
akan banyak melakukan kontak langsung dengan orang-orang, permukaan
benda yang terkontaminasi, makanan, bahkan binatang dan kotoran binatang
. Hal itu tentunya akan menyebabkan menumpuknya bibit penyakit pada
tangan khususnya telapak tangan. Maka dari itu juga kita tidak mencuci
tangan cukup sering, maka kita dapat tertular berbagai penyakit lewat
sentuhan ( misalnya : tanpa sadar kita menyantuh mata, hudung,mulut
dengan telapak tangan. Hal itu tentunya akan mengakibatkan kuman-kuman
dan bakteri-bakteri yang melekat pada telapak tangan akan berpindah ke
mata, mulut atau hidung dan tentunya akan menimbulkan berbagai macam
penyakit. Tanpa kita sadari , kita juga dapat menyebarkan penyakit ke
orang lain lewat sentuhan langsung atau lewat media permukaan benda yang
mereka sentuh.
Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci tangan dengan sabun
- Diare. Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk anak-anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabut dapat memangkas angka penderita diare hingga separuh. Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan keadaan air, namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air kencing, karena kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan tempat makannya yang kotor. Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan adalah: Mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air yang diolah (11%) [12]
- Infeksi saluran pernapasan adalah penyebab kematian utama untuk anak-anak balita. Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran pernapasan ini dengan dua langkah: dengan melepaskan patogen-patogen pernapasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan dan dengan menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus entrentic) yang menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga gejala penyakit pernapasan lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan dan kebersihan seperti - mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/ buang air besar/kecil - dapat mengurangi tingkat infeksi hingga 25 persen. Penelitian lain di Pakistan menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran pernapasan yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga lebih dari 50 persen.
- Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit, . Penelitian juga telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran pernapasan penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit; infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis.
MACAM-MACAM CARA MENCUCI TANGAN
Mencuci tangan dengan air
Praktek
mencuci tangan yang dianjurkan pada umumnya adalah dilakukan dibawah
air yang mengalir, karena air dalam keadaan diam dan digunakan untuk
mencuci tangan yang kotor bisa menjadi tempat sup kuman karena
berkumpulnya kotoran yang mungkin mengandung kuman penyakit di satu
tempat dan menempel lagi saat tangan diangkat dari wadah mencuci tangan
tersebut.
Mencuci tangan dengan air panas
Walaupun
ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa mencuci tangan dengan air
panas lebih efektif untuk membersihkan tangan, namun pendapat ini tidak
disertai dengan pembuktian ilmiah. Temperatur dimana manusia dapat
menahan panas air tidak efektif untuk membunuh kuman. Beberapa pendapat
lain menyatakan bahwa air panas dapat membersihkan kotoran, minyak,
ataupun zat-zat kimia, namun pendapat populer ini sebenarnya tidak
terbukti, air panas tidak membunuh mikro organisme. Temperatur yang
nyaman untuk mencuci tangan adalah sekitar 45 derajat celsius, dan
temperatur ini tidak cukup panas untuk membunuh mikro organisme apapun.
Namun temperatur yang jauh lebih panas (umumnya sekitar 100 derajat
celsius) memang dapat membunuh kuman. Tidak efektifnya temperatur air
untuk membunuh kuman juga dinyatakan dalam prosedur standar mencuci
tangan untuk operasi medis dimana air keran dibiarkan mengalir deras
hingga 2 galon per menit dan kederasan air inilah yang membersihkan
kuman, sementara tinggi rendahnya temperaturnya tidak signifikan.
Mencuci tangan dengan sabun
Mencuci
tangan dengan sabun adalah praktik mencuci tangan yang paling umum
dilakukan setelah mencuci tangan dengan air saja. Walaupun perilaku
mencuci tangan dengan sabun diperkenalkan pada abad 19 dengan tujuan
untuk memutus mata rantai kuman, namun pada praktiknya perilaku ini
dilakukan karena banyak hal di antaranya, meningkatkan status sosial,
tangan dirasakan menjadi wangi, dan sebagai ungkapan rasa sayang pada
anak.
Pada fasilitas-fasilitas kesehatan seperti rumah sakit,
mencuci tangan bertujuan untuk melepaskan atau membunuh patogen
mikroorganisme (kuman) dalam mencegah perpindahan mereka pada pasien.
Penggunaan air saja dalam mencuci tangan tidak efektif untuk
membersihkan kulit karena air terbukti tidak dapat melepaskan lemak,
minyak, dan protein dimana zat-zat ini merupakan bagian dari kotoran
organik. Karena itu para staf medis, khususnya dokter bedah, sebelum
melakukan operasi diharuskan mensterilkan tangannya dengan menggunakan
antiseptik kimia dalam sabunnya (sabun khusus atau sabun anti mikroba)
atau deterjem. Untuk profesi-profesi ini pembersihan mikro organisme
tidak hanya diharapkan "hilang" namun mereka harus bisa memastikan bahwa
mikro organisme yang tidak bisa "bersih" dari tangan, mati, dengan zat
kimia antiseptik yang terkandung dalam sabun. Aksi pembunuhan mikroba
ini penting sebelum melakukan operasi dimana mungkin terdapat
organisme-organisme yang kebal terhadap antibiotik.
Mencuci tangan dengan cairan
Pada
akhir tahun 1990an dan awal abad ke 21, diperkenalkan cairan alkohol
untuk mencuci tangan (juga dikenal sebagai cairan pencuci tangan,
antiseptik, atau sanitasi tangan) dan menjadi populer. Banyak dari
cairan ini berasal dari kandungan alkohol atau etanol yang dicampurkan
bersama dengan kandungan pengental seperti karbomer, gliserin, dan
menjadikannya serupa jelly, cairan, atau busa untuk memudahkan
penggunaan dan menghindari perasaan kering karena penggunaan alkohol.
Cairan ini mulai populer digunakan karena penggunaannya yang mudah,
praktis karena tidak membutuhkan air dan sabun.
Sesuai
perkembangan zaman, dikembangkan juga cairan pembersih tangan non
alkohol. Namun apabila tangan benar-benar dalam keadaan kotor, baik oleh
tanah, darah, ataupun lainnya, maka penggunaan air dan sabun untuk
mencuci tangan lebih disarankan karena cairan pencuci tangan baik yang
berbahan dasar alkohol maupun non alkohol walaupun efektif membunuh
kuman cairan ini tidak membersihkan tangan, ataupun membersihkan
material organik lainnya.
Dalam
perdebatan yang mana perilaku yang lebih efektif di antara menggunakan
cairan pembersih tangan atau mencuci tangan dengan sabun, Wallace Kelly,
Infection Control R.N. (Paramedik untuk Pengendalian Infeksi)
berpendapat bahwa keduanya efektif dalam membersihkan bakteria-bakteria
tertentu. Namun cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol tidak
efektif dalam membunuh bakteria yang lain seperti e-coli dan salmonela.
Karena alkohol tidak menghancurkan spora-spora namun dengan mencuci
tangan dengan sabun spora-spora tersebut terbasuh dari tangan.
Menurutnya metode terbaik adalah menentukan saat keadaan tidak
memungkinkan untuk mengakses air dan sabun, maka cairan pencuci tangan
jauh lebih baik daripada tidak menggunakan apapun.
Cairan
pembunuh kuman yang berbahan dasar alkohol tidak efektif untuk
mematikan materi organik, dan virus-virus tertentu seperti norovirus,
spora-spora bakteria tertentu, dan protozoa tertentu. Untuk
membersihkan mikro organisme - mikro organisme tersebut tetap disarankan
menggunakan sabun dan air.
Mencuci tangan dengan tisu basah
Tisu basah
diperkenalkan pada awalnya untuk membersihkan tidak hanya tangan,
tetapi juga kotoran bayi, permukaan meja, dan di AS dianjurkan untuk
peralatan rumah tangga laiinya. Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC)
(Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular) di Amerika serikat
sebayak 76 juta dari 300 juta orang yang tinggal di AS sakit setiap
tahunnya karena penyakit yang dibawa bersamaan dengan masuknya makanan.
Sebanyak 300.000 masuk rumah sakit dan dan setiap tahun 5.000 orang
meninggal dunia karena penyakit dibawa bersamaan dengan masuknya
makanan.
Tisu
basah menjadi alternatif membersihkan tangan setelah mencuci tangan
dengan sabun karena lebih praktis dan tidak memerlukan air. Beberapa
tisu basah telah mengembangkan kandungan wewangian beralkohol, atau anti
bakteri, ataupun minyak almond untuk menjaga kulit tangan agar tidak
terasa kering. Namun menurut dr. Handrawan tisu basah tidak baik untuk mencuci tangan karena hanya mengembalikan kuman bolak-balik di tangan .
Dalam
beberapa kasus khusus, sebuah perusahaan di AS mengeluarkan tisu basah
yang berlabel Rediwipes yang menyatakan dapat membunuh 99.9 persen
bakteri yang terdapat dirumah termasuk bakteri Salmonella dan E. coli.
Tisu ini dianjurkan untuk digunakan dalam membersihkan tangan dan
peralatan dapur lainnya sebelum masak agar mencegah kontaminasi bakteri
silang antara tangan, bahan masakan, dan peralatan dapur sehingga tidak
menyebar.
2.4. CARA MENCUCI TANGAN YANG BAIK DAN BENAR
Ø Mencuci tangan umumnya dilakukan :
· saat sebelum makan,
· sebelum menyiapkan makanan,
· setelah memegang daging mentah,
· sebelum dan setelah menyentuh orang sakit,
· sesudah menggunakan kamar mandi,
· setelah batuk atau bersin atau membuang ingus,
· setelah mengganti popok atau pembalut,
· sebelum dan setelah mengobati luka,
· setelah membersihkan atau membuang sampah,
· setelah menyentuh hewan atau kotoran hewan,
· dll.
Ø Perawat mencuci tangan apabila:
ü sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan keperawatan
ü setelah kontak dengan segala benda-benda yang terkontaminasi
ü sebelum dan sesudah memberikan asuhan keperawatan
ü sebelum istirahat, minum, makan atau setelah dinas
ü sebelum menyiapkan dan memberikan obat
ü sebelum bersentuhan dengan alat-alat steril
Ø Pasien mencuci tangan apabila
v sebelum makan
v setelah BAB/BAK
v setelah tangan berhubungan dengan bagian-bagia yang terinfeksi
Ø Tenaga Kesehatan mencuci tangan apabila
![*](file:///C:/Users/Compaq/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/Users/Compaq/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/Users/Compaq/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Ø Pengunjung mencuci tangan apabila
· setelah meyentuh pasien yang terinfeksi
· setelah menyentuh alat-alat atau barang yang terkontaminasi
· sebelum memberikan pasien makan
Walaupun
banyak yang meremahkan dan mengganggap kebiasaan cuci angan itu tidak
penting, mulailah dari sekarang membiasakan diri untuk selalu mencuci tangan dengan baik dan benar agar hidup Anda dan keluarga dapat lebih sehat.
Cara mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir.
o Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir.
o Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan. Akan lebih baik bila sabun mengandung antiseptik.
o Gosokkan kedua telapak tangan.
o Gosokkan sampai ke ujung jari.
o Telapak
tangan tangan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya) dengan
jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan
kiri. Gosok sela-sela jari tersebut. Lakukan sebaliknya.
o Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling mengunci.
o Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.
o Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan kedepan, kebelakang dan berputar. Lakukan sebaliknya.
o Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan memutar. Lakukan pula untuk tangan kiri.
o Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.
o Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunkan kran, tutup kran dengan tissue.
Mencuci Tangan yang Baik
Mengeringkan
dengan tissue lebih baik dibandingkan mengeringkan tangan menggunakan
mesin pengering tangan yang umum ada di mal. Karena mesin pengering
tangan yang dipakai secara umum menampung banyak bakteri yang dapat
menularkan ke orang lain.
BUDAYA CUCI TANGAN DIBERBAGAI TEMPAT
Mengingat
betapa mudahnya bagi kita ketika melaksanakan cuci tangan baik di
lingkungan sekitar kita, maka sebenarnya tidak ada alasan bagi kita
untuk selalu membiasakan bahkan pada akhirnya kita harus bisa
membudayakan cuci tangan ini dalam kehidupan sehari-hari kita. Proses
membudayakan cuci tangan ini bisa kita mulai dari lingkungan kita yang
mulai kecil yaitu rumah.
Rumah
sebagai tempat tinggal bagi keluarga kita juga bisa menjadi tempat
berkumpulnya kuman-kuman yang berasal dari anggota keluarga lainnya.
Kita tidak bisa menjamin 100 % bahwa anggota keluarga kita bersih dari
yang namanya bakteri atau kuman. Karena anggota keluarga kita barangkali
mempunyai aktivitas di luar yang bisa saja bersinggungan dengan
lingkungan penuh bakteri atau kuman. Oleh karena itu, ketika pertama
kali ketika akan masuk rumah, sebagai orang yang paham akan kebersihan
dan kesehatan badan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
membersihkan kedua tangan kita. Jika perlu, ajaklah seluruh anggota
keluarga lainnya membersihkan kedua tangan ketika akan masuk rumah.
Dengan demikian, rumah yang kita tempati akan selalu bersih dan nyaman
untuk ditempati.
Setelah
membudayakan budaya cuci tangan di rumah, langkah selanjutnya adalah
bagaimana cara membudayakan cuci tangan kita di lingkungan kerja. Secara
prinsip hampir sama ketika berada di lingkungan kerja manapun. Tangan
harus dicuci bersih dengan sabun dan air bersih (atau bisa dengan
handrub antiseptik jika tersedia). Jika dalam keadaan yang mengaharuskan
mengambil sesuatu yang kotor dan berpotensi mengandung kuman yang
banyak, maka gunakanlah sarung tangan yang tidak mudah sobek dan tidak
bisa menyerap cairan.
Salah
satu lingkungan yang biasanya berpotensi sebagai tempat berkumpulnya
kuman dan bakteri dan rentan akan penularan bagi siapapun adalah rumah
sakit. Karena di lingkungan rumah sakit notabenenya adalah tempat dimana
orang-orang penuh dengan penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri
dan kuman-kuman lainnya. Sehingga keadaan tersebut rawan akan penularan
penyakit baik kepada para perawat, dokter, tenaga medis bahkan kepada
pengunjung yang menjenguk saudaranya. Langkah yang perlu dilakukan untuk
menghindari penularan tersebut bisa melalui mencuci tangan. Khusus di
rumah sakit, mencuci tangan perlu dilakukan ketika bersentuhan langsung
dengan pasien. Misalnya ketiga memegang, menyentuh atau sekedar
menyalami pasien.
Pada
saat tindakan medis, bagi tenaga medis seperti dokter dan perawat maka
mengenakan sarung tangan adalah wajib. Tindakan medis ini bisa saat
operasi, atau sekedar melakukan prosedur rutin. Mengenai penggunaan
sarung tangan, hal ini perlu dilakukan oleh para tenaga medis ketika
pelaksaan atau prosedur rutin pemeriksaan. Cuci tangan juga harus
dilakukan saat sebelum dan sesudah menyiapkan sampai mengonsumsi
makanan. Hal-hal lain yang mengharuskan kita mencuci tangan saat berada
di rumah sakit adalah saat dalam keadaan memegang instrumen kotor,
menyentuh membran mukosa (darah, cairan tubuh seperti sekresi,
ekskresi), melakukan kontak yang intensif lama dengan pasien. Dan bagi
tenaga medis, saat melakukan pemeriksaan tekanan darah atau memeriksa
tanda-tanda vital pasien.
Proses
membudayakan di berbagai lingkungan tidak lengkap jika tidak disertai
dengan teknik mencuci tangan yang benar. Teknik ini memang tidak
menjamin seratus persen kuman akan hilang. Akan tetapi, setidaknya
dengan mencuci tangan dengan mematuhi pedoman ini sebagian kuman atau
bakteri yang hinggap di tangan kita akan hilang. Pertama, awalilah
dengan membasahi tangan terlebih dahulu. Kedua, jika tersedia sabun,
maka oleskanlah (tidak usah menggunakan antiseptik). Ketiga, mulailah
menggosok dengan teliti dan benar pada semua bagian tangan selama 15-20
detik. Perhatikan dengan teliti daerah di bawah jari kuku dan di
selal-sela kaki. Terakhir, keringkanlah tangan dengan handuk kertas dan
gunakan handuk tersebut untuk mematikan air.
Mengingat
betapa mudahnya pelaksanaan cuci tangan ini jika dilihat dari caranya
maupun bahanyya yang digunakan, maka proses membudayakan cuci tangan
sebaiknya harus dimulai dari sekarang tanpa ditunda-tunda. Jika anda
menunda,maka kuman-kuman yang berada di telapak tangan akan hidup
"nyaman" di sana dan pada akhirnya jika kita tidak berhati-hati ketika
melakukan aktivitas misalnya mengkonsumsi makanan, maka tunggu saja
penyakit akan datang menghampiri kita. Mari membudayakan cuci tangan
dari sekarang.
PERANAN PERAWAT DALAM BUDAYA CUCI TANGAN
Indikator
yang pertama menyatakan bahwa pada tahun 2010 nanti diharapkan penduduk
Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat. Perawat dapat menciptakan
lingkungan yang sehat dengan cara mempromosikan perilaku sehat seperti
mencuci tangan sebelum beraktifitas, senantiasa menutup mulut ketika
batuk, tidak meludah sembarangan dan kebiasaan-kebiasaan kecil lainnya.
Selain
itu perawat di puskesmas juga dapat secara proaktif dalam mengadakan
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di wilayahnya terkait masalah
kesehatan aktual yang dapat menyebar dengan cepat seperti flu burung dan
demam berdarah. Diharapkan setelah dilakukan hal-hal tersebut,
indikator yang kedua akan terpenuhi yaitu masyarakat memiliki perilaku
sehat yang pada akhirnya membentuk lingkungan yang sehat pula.
Tahun
2010 nanti juga diharapkan penduduk Indonesia tidak lagi menemukan
hambatan yang berarti dalam menjangkau pelayanan kesehatan baik itu
dalam hal ekonomi atau biaya maupun yang bersifat non-ekonomi seperti
jarak pelayanan kesehatan yang semakin dekat sehingga memudahkan klien
yang membutuhkannya.
Dalam
hal ini perawat dapat menggunakan metode kunjungan ke rumah-rumah klien
yang membutuhkan pelayanan kesehatan ataupun dengan menggunakan
kemajuan teknologi untuk mempermudah komunikasi seperti pesawat telepon
maupun video conference yang memang belum begitu berkembang di
Indonesia. Selain itu, perawat juga harus menambah pengetahuannya dengan
terus menuntut ilmu ke jenjang yang lebih tinggi guna meningkatkan
kualitas pelayanannya.
Perilaku
sehat dan lingkungan yang sehat serta ditunjang dengan fasilitas
kesehatan yang memadai dan kemampuan klien untuk mendapatkan pelayanan,
akan membuat derajat kesehatan juga meningkat.
Kondisi
di Indonesia sekarang memang sangat memprihatinkan dan sesungguhnnya
merupakan tantangan yang sangat besar sekaligus kesempatan bagi para
perawat Indonesia untuk menampilkan eksistensinya sebagai profesi
kesehatan yang senantiasa memberikan pelayanan sesuai dengan peran-peran
yang telah penulis sebutkan di paragraf sebelumnya. Namun perlu diakui
bahwa untuk mencapai indikator Indonesia yang sehat di tahun 2010 nanti
bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, apalagi kita dihadapkan dengan
beberapa masalah internal di dalam tubuh profesi perawat itu sendiri.
Menjadi
perdebatan yang tidak berkesudahan ialah tentang standar pendidikan
perawat yang sangat variatif yang menyebabkan kualitas lulusan perawat
sangatlah beragam di setiap daerahnya sehingga cukup sulit untuk
menetapkan standar kompetensi di tingkat nasional, adapun masalah yang
sebenarnya sangat penting namun mulai mendapatkan respon negatif di
dalam tubuh profesi ini adalah tentang belum tersedianya sebuah
Undang-undang Keperawatan sebagai payung hukum untuk melindungi para
perawat supaya seluruh asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
menjadi legal dan tidak rancu dengan tindakan dari profesi kesehatan
lainnya dan pada akhirnya akan meningkatkan kredibilitas profesi
perawat.
SARAN UNTUK PERUBAHAN KE ARAH YANG LEBIH BAIK
Menjaga kesehatan
tidak cukup sekedar memilah asupan yang masuk ke perut, tapi juga
membiasakan diri menjaga kebersihan tangan untuk mencegah masuknya bibit
penyakit.
Kebersihan
dan kesehatan, keduanya memang memiliki peran yang saling berpengaruh
sekaligus melengkapi satu sama lain. Dengan menerapkan perilaku bersih,
maka kesehatan pun menjadi efek positif yang dihasilkan.
Pasalnya,
masyarakat kerap melupakan sebuah langkah penting yang menjadi tulang
punggung dari perilaku hidup bersih, yakni cuci tangan pakai sabun
(CTPS). Sangat disadari, dalam kehidupan masyarakat Indonesia, kebiasaan
ini masih sangat minim dilakukan.
Berdasarkan
data dari Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) 2010
menunjukkan, persentase rumah tangga yang memenuhi kriteria PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dengan kategori baik secara rata-rata
nasional hanya 3,7 persen. Sedangkan persentase penduduk yang
berperilaku benar dalam CTPS secara rata-rata nasional hanya 24,5
persen.
Hal ini tentu sangat disayangkan apalagi mengingat tangan menjadi gerbang potensial masuknya kotoran ke tubuh seseorang.
Mengingat krusialnya masalah tersebut, hal yang dilakukan agar masyarakat memahami betapa pentingnya mencuci tangan yaitu mengampanyekan
perilaku hidup bersih sehat. misalnya melakukan suatu gerakan cuci
tangan pakai sabun. Dalam program gerakan tersebut dapat disampaikan
tentang materi edukasi pembentukan kebiasaan sehat sejak dini yang
dilakukan, yakni cuci tangan sebelum makan, menggunakan hand sanitizer
untuk membunuh kuman di tangan sebelum makan di saat tidak ada air
mengalir dan sabun, serta ajakan untuk menjaga kebersihan agar kebiasaan
sehat tertanam sejak dini.
Harapan kita adalah “jadikan mencuci tangan sebagai kebiasaan rutin” dengan demikian kita harus menyadari betapa pentingnya mencuci tangan. Pemerintah juga harus lebih giat dalam mempromosikan
cuci tangan pakai sabun sehingga tubuh kesadaran masyarakat akan
pentingnya perilaku cuci tangan pakai sabun. Pemerintah juga harus
sering melakukan promisi kesehatan di daerah-
daerah yang dapat dilakukan di tempat-tempat umum terbuka yang dapat
dengan mudah dijangkau masyarakat terutama anak sekolah. Lapangan
kabupaten/ kota, lapangan disekitar lingkungan sekolah.
0 komentar:
Posting Komentar